Subnetting adalah proses pembagian jaringan besar menjadi sub-jaringan yang lebih kecil, yang memungkinkan pengelolaan jaringan yang lebih efisien dan optimal. Pemahaman tentang subnetting sangat penting bagi siswa Teknik Komputer dan Jaringan karena akan membantu mereka dalam merancang, mengelola, dan mengoptimalkan jaringan komputer.

Pengertian Subnetting

Subnetting adalah teknik yang digunakan untuk membagi sebuah jaringan IP besar menjadi beberapa jaringan IP yang lebih kecil (subnet). Tujuan utama subnetting adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alamat IP dalam jaringan dan mengoptimalkan manajemen alamat IP.

Manfaat Subnetting

  1. Efisiensi Penggunaan Alamat IP: Dengan subnetting, kita dapat mengalokasikan alamat IP secara lebih efisien dan mengurangi pemborosan alamat IP yang tidak digunakan.
  2. Pengelolaan Jaringan yang Lebih Mudah: Subnetting mempermudah dalam mengelola dan merutekan lalu lintas jaringan, karena memungkinkan untuk mengelompokkan perangkat berdasarkan fungsi atau lokasi fisik.
  3. Keamanan Jaringan: Subnetting juga dapat digunakan untuk membatasi akses antara sub-jaringan yang berbeda, sehingga meningkatkan keamanan jaringan.

Komponen-komponen dalam Subnetting

  1. Network ID: Bagian dari alamat IP yang menunjukkan jaringan utama atau sub-jaringan.
  2. Subnet Mask: Menentukan bagian mana dari alamat IP yang merupakan network ID dan bagian host ID.
  3. Broadcast Address: Alamat yang digunakan untuk mengirim data ke semua host dalam sebuah jaringan.
  4. Range of IP Addresses: Rentang alamat IP yang tersedia untuk perangkat dalam sebuah subnet.

Langkah-langkah Subnetting

  1. Langkah 1: Identifikasi kebutuhan jaringan
    – Tentukan jumlah subnet yang dibutuhkan.
    – Tentukan jumlah host yang dibutuhkan dalam setiap subnet.
  2. Langkah 2: Menentukan subnet mask
    – Tentukan jenis kelas alamat IP (A, B, atau C) yang digunakan.
    – Tentukan berapa bit yang akan dialokasikan untuk subnet mask, berdasarkan jumlah subnet yang dibutuhkan.
  3. Langkah 3: Pembagian alamat IP
    – Hitung berapa banyak subnet yang bisa dibuat dari subnet mask yang dipilih.
    – Hitung jumlah host yang tersedia untuk setiap subnet.
  4. Langkah 4: Implementasi subnetting
    – Terapkan subnet mask yang telah ditentukan pada perangkat jaringan yang relevan.
    – Atur konfigurasi router dan perangkat lainnya untuk mengakomodasi struktur subnetting baru.

Tabel Subnetting

Class A Class B Class C
CIDR SUBNETMASK Jumlah Alamat* CIDR SUBNETMASK Jumlah Alamat* CIDR SUBNETMASK Jumlah Alamat*
/8 255.0.0.0 2563 /16 255.255.0.0 2562 /24 255.255.255.0 256
/9 255.128.0.0 2562*128 /17 255.255.128.0 256*128 /25 255.255.255.128 128
/10 255.192.0.0 2562*64 /18 255.255.192.0 256*64 /26 255.255.255.192 64
/11 255.224.0.0 2562*32 /19 255.255.224.0 256*32 /27 255.255.255.224 32
/12 255.240.0.0 2562*16 /20 255.255.240.0 256*16 /28 255.255.255.240 16
/13 255.248.0.0 2562*8 /21 255.255.248.0 256*8 /29 255.255.255.248 8
/14 255.252.0.0 2562*4 /22 255.255.252.0 256*4 /30 255.255.255.252 4
/15 255.254.0.0 2562*2 /23 255.255.254.0 256*2 /31 255.255.255.254 2

* Jumlah alamat termasuk Subnet dan Broadcast

Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sistem pengalamatan IP yang menggantikan sistem sebelumnya yang menggunakan jaringan Kelas A, B, dan C. CIDR dikembangkan untuk membantu meringankan kekurangan alamat IP yang tersedia dengan memungkinkan alokasi alamat yang lebih efisien menggunakan pengidentifikasi yang lebih unik dan terperinci untuk jaringan dan perangkat individu.

Kasus

Class C

Sebuah router dengan alamat 192.168.1.x diakses oleh 20 unit komputer pada laboratorium A, 15 unit komputer pada laboratorium B dan 18 unit komputer pada laboratorium C. Bagaimana pembagian alamatnya agar penggunaan alamat IP lebih efisien ?

Jawab

  1. Jumlah unit terbanyak pada laboratorium A yaitu 20 unit. Dilihat dari tabel subnetting CIDR /27 mempunyai jumlah alamat 32 yang masih bisa menampung alamat 1 subnet + 1 broadcast + 20 host secara efisien.
  2. Pada CIDR /27 maka digunakan subnetmask 255.255.255.224 pada Class C.
  3. Pembagian IP untuk laboratorium A pada range 192.168.1.0 – 192.168.1.31. Router pada alamat 192.168.1.1.
  4. Pembagian IP untuk laboratorium B pada range 192.168.1.32 – 192.168.1.63. Router pada alamat 192.168.1.33.
  5. Pembagian IP untuk laboratorium C pada range 192.168.1.64 – 192.168.1.95. Router pada alamat 192.168.1.65.

Class B

Sebuah ISP melayani 3500 pelanggan di Kota A, 4000 pelanggan di Kota B dan 2200 pelanggan di Kota C. Bagaimana pembagian alamatnya agar penggunaan alamat IP lebih efisien ?

Jawab

  1. Jumlah pelanggan terbanyak pada Kota B yaitu 4000 pelanggan. Dilihat dari tabel subnetting CIDR /20 mempunyai jumlah alamat 4096 (256 * 16) yang masih bisa menampung alamat 1 subnet + 1 broadcast + 4000 host secara efisien.
  2. Pada CIDR /20 maka digunakan subnetmask 255.255.240.0 pada Class B.
  3. Pembagian IP untuk Kota A pada range 192.168.0.0 – 192.168.15.255. Router ISP pada alamat 192.168.0.1.
  4. Pembagian IP untuk Kota B pada range 192.168.16.0 – 192.168.31.255. Router ISP pada alamat 192.168.16.1.
  5. Pembagian IP untuk Kota C pada range 192.168.32.64 – 192.168.47.255. Router ISP pada alamat 192.168.32.1.

Class A

Sebuah ISP multinasional melayani berbagai negara yaitu Negara A dengan 100 ribu pelanggan, negara B dengan 110 ribu pelanggan dan negara C dengan 120 ribu pelanggan. Seorang hacker sering mengakses data komputer pemerintah melalui alamat 192.4.255.240. Barada di negara manakah hacker tersebut ?

Jawab

  1. Jumlah pelanggan terbanyak pada Negara C yaitu 120 ribu pelanggan. Dilihat dari tabel subnetting CIDR /15 mempunyai jumlah alamat 131072 (2562 * 2) yang masih bisa menampung alamat 1 subnet + 1 broadcast + 130ribu host secara efisien.
  2. Pada CIDR /15 maka digunakan subnetmask 255.254.0.0 pada Class C.
  3. Pembagian IP untuk Negara A pada range 192.0.0.0 – 192.1.255.255. Router ISP pada alamat 192.0.0.1.
  4. Pembagian IP untuk Negara B pada range 192.2.0.0 – 192.3.255.255. Router ISP pada alamat 192.2.0.1.
  5. Pembagian IP untuk Negara C pada range 192.4.0.0 – 192.5.255.255. Router ISP pada alamat 192.4.0.1.
  6. Jika hacker mengakses IP dengan alamat 192.4.255.240 maka ia berada di Negara C. Karena ip tersebut berada pada range IP Negara C.

Kesimpulan

Pemahaman tentang subnetting sangat penting bagi siswa Teknik Komputer dan Jaringan karena merupakan dasar dalam pengelolaan jaringan yang efisien dan efektif. Dengan memahami konsep subnetting, siswa akan dapat mengelola jaringan IP dengan lebih baik, meningkatkan keamanan jaringan, dan mengoptimalkan penggunaan alamat IP secara keseluruhan.